Pembangunan Sub sektor peternakan pada dasarnya merupakan implementasi dan bagian dari kebijakan pembangunan pertanian yang memiliki nilai penting dalam ketahanan pangan dan berupaya untuk peningkatan kualitas Sumberdaya manusia Indonesia. Penanganan masalah pangan menjadi sangat penting seiring dengan perubahan struktur ekonomi (the structural change of economy), dimana dalam perubahan ini sektor pertanian berperan sebagai penyedia bahan baku yang mampu menciptakan dampak peningkatan nilai tambah melalui keterkaitan kebelakang dan kedepan ( backward and forward linkages ). Ini berarti sektor pertanian dalam arti luas bukan saja memiliki peran yang sangat strategis, namun juga memiliki peran yang sangat besar, terutama dalam usaha mengatasi masalah kekurangan pangan dan gizi yang masih dialami oleh sebagian besar penduduk Indonesia.
Pembangunan Sektor Pertanian Khususnya Sub Sektor Peternakan Kabupaten Lombok Timur dari tahun ke tahun terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terjadinya peningkatan populasi ternak, peningkatan derajat kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner.
- Program dan Kegiatan
Kebijakan yang ditempuh dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas serta mutu produksi peternakan di Kabupaten Lombok Timur melalui beberapa program yang strategis antara lain : (1) Program peningkatan produksi hasil peternakan; (2) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak (3) Program Peningkatan Produksi Peternakan (4) Program Pengembangan Agribisnis dan (5) rogram Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan.
- Realisasi Program dan Kegiatan
Pelaksanaan program ini diukur melalui 4 (empat) indikator kinerja yaitu peningkatan populasi ternak, peningkatan kesehatan hewan dan terjaminnya konsumsi daging yang aman, sehat, utuh dan halal, peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian dan peningkatan jumlah usaha industri pengolahan hasil pertanian dalam arti luas. Penetapan target dan realisasi dari masing – masing program tersebut dari tahun 2013 – 2017 sebagai berikut
Tabel 4.1
Capaian Indikator Kinerja Urusan Pilihan Pertanian
Indikator Kinerja |
Target 2013 - 2017 |
Realisasi (Tahun) |
Total 2013 - 2017 |
% |
||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2013 |
2014 |
2015 |
2016 |
2017 |
||||
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
(6) |
(7) |
(8) |
(9) |
(1) Peningkatan Populasi ternak |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
531.030 |
110.979 |
120.759 |
123.332 |
125.856 |
130.890 |
611.816 |
115,2 |
|
491.015 |
77.263 |
91.561 |
94.788 |
97.314 |
96.013 |
456.939 |
93,1 |
|
7.807.452 |
1.157.039 |
1.230.689 |
1.322.651 |
3.098.081 |
4.661.963 |
11.470.423 |
146,9 |
|
573.719 |
126.771 |
139.775 |
146.762 |
146.760 |
120.000 |
680.068 |
118,5 |
(2) Peningkatan kesehatan hewan dan terjaminnya konsumsi daging yang aman, sehat, utuh dan halal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
54.782 |
12.900 |
13.075 |
16.610 |
14.310 |
17.803 |
74.698 |
136,4 |
|
46.286 |
0 |
6.599 |
17.877 |
15.016 |
10.982 |
50.474 |
109,0 |
|
27.800 |
0 |
12.095 |
8.000 |
16.027 |
22.995 |
59.117 |
212,7 |
(3) Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
14.326 |
0 |
13.470 |
7.193 |
15.666 |
15.865 |
52.194 |
364,3 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
(4) Peningkatan Jumlah Usaha Industri Pengolahan Hasil Pertanian dalam arti luas |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
76 |
0 |
25 |
22 |
35 |
15 |
82 |
107,9 |
|
23.667 |
0 |
9.350 |
8.749 |
8.397 |
11.439 |
37.935 |
160,3 |
Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Lombok Timur (2018)
Berikut ini dipaparkan kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lombok Timur tahun anggaran 2013 – 2017 di bidang peternakan sebagai berikut :
- Peningkatan Populasi ternak.
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terhadap indikator kinerja peningkatan populasi ternak khususnya ternak sapi sebagai komoditi unggulan Kabupaten Lombok Timur yang dapat memicu peningkatan produksi daging lokal maupun nasional sebagai penghasil daging merah dan populasi ternak unggas yang menghasilkan daging putih.
Berdasarkan hasil updating data populasi ternak yang dilakukan setiap akhir tahun. Populasi ternak Sapi dan unggas telah melampaui target, khususnya ternak Sapi yang merupakan komoditi unggulan Kabupaten Lombok Timur dimana populasi tahun 2017 sebanyak 130.890 ekor (113,36 %) atau naik sebesar 3,9% bila dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 125.856 ekor, demikian juga bila dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya, populasi ternak sapi meningkat rata – rata 2 % per tahun.
Peningkatan populasi ternak sangat erat kaitannya dengan beberapa program dan Kegiatan yang dilakukan setiap tahunnya yaitu pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat dan pengembangan teknologi peternakan tepat guna.
1. Peningkatan kesehatan hewan dan terjaminnya konsumsi daging yang aman, sehat, utuh dan halal.
Pada Indikator meningkatnya kesehatan hewan dan terjaminnya konsumsi daging yang aman, sehat, utuh dan halal yang di implementasikan melalui program penanggulangan penyakit ternak dapat digambarkan bahwa tingkat pelayanan penanganan kesehatan hewan baik melalui pelayanan Aktif, Semi Aktif maupun Pasif cukup memuaskan dengan capaian 17.803 pelayanan tahun 2017 dari target sebanyak 14.750 pelayanan (120,70 %). Hal lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu sebanyak 14.310 pelayanan dan tahun 2015 yaitu sebesar 16.610 pelayanan, hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kesehatan ternak masyarakat semakin baik yang ditandai dengan menurunya kasus ternak sakit dari tahun sebelumnya sehingga dapat dikatakan bahwa kesadaran masyarakat / peternak semakin tinggi dan ditandai dengan tidak adanya kasus atau wabah hewan menular yang meresahkan masyarakat veteriner.
Demikian juga dengan pelayanan Vaksinasi ternak dari target 46.286 ekor tahun 2013 – 2017 telah direalisasikan sebanyak 50.474 ekor atau 109,0 %. Pelayanan Inseminasi Buatan dari target 27.800 akseptor tahun 2013 – 2017 telah direalisasikan sebesar 59.117 akseptor atau mencapai 212,7 %.
Bahwa situasi umum penyakit hewan di Kabupaten Lombok Timur aman dan terkendali dalam arti sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 Kabupaten Lombok Timur telah terbebas dari penyakit hewan menular strategis seperti rabies, anthrax, brucellosis, avian influenza/flu burung, hog kolera dan penyakit mulut dan kuku, hal ini menjadi indikator keberhasilan pembangunan peternakan Kabupaten Lombok Timur.
Demikian juga dengan banyaknya kunjungan study dari kabupaten – kabupaten lain ke Kabupaten Lombok, dalam rangka melihat bahkan belajar mulalui Pelaporan Informasi Sistem Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS), Pengelolaan Pasar Ternak dan Penanganan bedah sesar serta Pola pengembangan kawasan peternakan, hal ini telah memberikan manfaat yang cukup besar dalam mengakses informasi kesehatan hewan secara nasional, pelaporan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) dan Pengembangan kawasan peternakan di Kabupaten Lombok Timur.
2. Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan
Pada indikator peningkatan pemasaran komoditi hasil produksi peternakan yang digambarkan melalui peningkatan jumlah transaksi penjualan ternak di pasar dengan realisasi 364,3 % atau 52.194 ekor ternak besar dari target sebesar 14.326 ekor.
Demikian juga bila dibandingkan jumlah transaksi penjualan sejak tahun 2013 – 2017 terus mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan permintaan dan Konsumsi protein hewani masyarakat veteriner. Pada tahun 2013 jumlah transaksi penjualan ternak di pasar ternak sebanyak 4.043 ekor dan tahun 2017 meningkat menjadi 52.194 ekor, hal ini disebabkan karena adanya penambahan hari pasaran yang semula tahun 2013 satu kali seminggu mejandi tiga kali seminggu yang dimulai sejak tahun 2015 - 2017.
3. Peningkatan jumlah usaha industri pengolahan hasil pertanian dalam arti luas.
Terhadap indikator peningkatan jumlah usaha industri pengolahan hasil pertanian dalam arti luas yang dijadikan tolok ukur keberhasilan adalah tumbuhnya kelompok usaha pengolahan hasil Peternakan dan Kesehatan Hewan. Untuk kelompok usaha pengolahan hasil peternakan yang tidak ada aktifitasnya dikeluarkan dalam data base kelompok pengolahan hasil Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Jumlah pemotongan hewan di rumah potong hewan. Pada tahun 2014 – 2016 Jumlah Kelompok Usaha pengolahan hasil merupakan gabungan kelompok usaha pengolahan hasil usaha pertanian dan peternakan sebagaimana target yang ditetapkan dalam rencana strategis Dinas Pertanian dan Peternakan tahun 2013, namun realisasi pelaksanaan indikator ini telah mencapai 107,9 % sampai dengan tahun 2017.
Demikian juga dengan jumlah pemotongan ternak di Rumah Potong Hewan (RPH) ruminansia dari target 23.667 ekor tahun 2013 – 2017 telah direalisasikan sebanyak 160,3 % tau 37.935 ekor sampai dengan tahun 2017.
Untuk mengimplementasikan program dan kegiatan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lombok Timur didukung dengan penyediaan anggaran pemerintah daerah yang bersumber dari APBD Kabupaten Lombok Timur baik Anggaran Belanja Langsung maupun Anggaran Belanja Tidak Langsung tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.2
Realisasi belanja tidak langsung dan belanja langsung tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Lombok Timur
Tahun |
REALISASI BELANJA |
Jumlah |
% BTL |
% BL |
|
Tidak Langsung (Rp.) |
Belanja Langsung (Rp.) |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
2013 |
8.714.436.492 |
9.385.268.703 |
18.099.705.195 |
48,15 |
51,85 |
2014 |
8.724.814.171 |
13.029.606.650 |
21.754.420.821 |
40,11 |
59,89 |
2015 |
7.154.021.262 |
40.574.367.332 |
47.728.388.594 |
14,99 |
85,01 |
2016 |
7.587.470.733 |
19.115.753.445 |
26.703.224.178 |
28,41 |
71,59 |
2017 |
6.331.428.624 |
14.662.025.356 |
20.993.453.980 |
30,16 |
69,84 |
JUMLAH |
7.449.433.698 |
21.845.438.196 |
29.294.871.893 |
|
|
Rata - rata Belanja Tidak Langsung 2013 - 2017 |
7.702.434.256,40 |
||||
Persentase kenaikan (penurunan) Belanja Tidak Langsung |
(14,52) |
||||
Persentase kenaikan (penurunan) Belanja Langsung |
132,76 |
||||
Rata - rata % Belanja Langsung 2013 - 2017 |
74,57 |
Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Lotim (2018)
Ket. : Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, Dinas Pertanian dan Peternakan berubah nomenklatur menjadi Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Timur dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lombok Timur.
Pada tahun 2013 realisasi belanja tidak langsung sebesar Rp. 8.714.436.492,-. Rata – rata belanja tidak langsung tahun 2014 sampai dengan tahun 2017 sebesar Rp. 7.449.433.698,- atau menurun sebesar 14,52 % dibandingkan dengan tahun 2013, hal ini disebabkan karena adanya pemisahan dinas pada tahun 2017. Untuk belanja langsung pada tahun 2013 realisasi anggaran sebesar Rp. 9.385.268.703,-. Rata – rata belanja langsung tahun 2014 sampai dengan 2017 sebesar Rp. 21.845.438.196,- atau mengalami peningkatan 132,76 % dibandingkan dengan tahun 2013.
Kebijakan pengelolaan Keuangan berkaitan dengan proses penganggaran, sumber dana, penerimaan, pengeluaran keuangan dan pelaksanaan pembiayaan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan dan program pemberdayaan masyarakat dimana tercermin dari semakin besarnya prosentase anggaran untuk belanja langsung. Pada tahun 2013 persentase belanja langsung terhadap total belanja pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Timur sebesar 51,85% dan rata – rata persentase belanja langsung terhadap total belanja tahun 2013 sampai dengan 2017 sebesar 74,57 %.
- Permasalahan dan Solusi
Permasalahan Pengembangan Sub Sektor Peternakan :
- Permasalahan pokok dalam pengembangan peternakan adalah pakan ternak, dimana dengan lahan pertanian yang semakin terbatas menyebabkan kemampuan peternakan untuk memelihara ternak menjadi sangat minim karena kebutuhan terhadap pakan yang tidak dapat dipenuhi.
- Adanya kebijakan pemerintah pusat yang menjadikan NTB sabagai sentra pengembangan Sapi Bali sementara minat masyarakat khususnya di Kabupaten Lombok Timur untuk memelihara Sapi persilangan hasil IB sangat tinggi yang menyebabkan ketersediaan Semen Beku Sapi Luar Negeri dibatasi penggunaannya.
Solusi :
- Diperlukan pengembangan teknologi pakan ternak dengan memanfaatkan limbah pertanian seperti Jerami padi, Kacang, Jagung dan kedelai untuk diolah menjadi pakan berkualitas baik dalam bentuk hay maupun ransum khususnya ternak ruminansia.
- Diperlukan adanya pembagian wilayah antara penggunaan teknologi IB pada ternak sapi hasil persilangan dengan wilayah pengembangan tenak sapi Bali sehingga kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.