Selama Tahun 2021 ,32 Klaim Asuransi Sapi Betina Diajukan Ke PT. Jasindo

  • Selasa, 03 Agustus 2021 - 10:27:50 WIB
  • drh. S. Wahyudi, M.Si
 Selama Tahun 2021 ,32 Klaim Asuransi Sapi Betina Diajukan Ke PT. Jasindo

Pelaksanaan Asuransi usaha ternak sapi/kerbau (AUTS/K) pada tahun 2021 di kabupaten Lombok Timur sejak beberapa tahun lalu terus dirasakan manfaatnya oleh peternak. Melalui asuransi usaha ternak, khususnya ternak sapi betina memberikan rasa aman terhadap peternakan rakyat skala kecil, dimana ketika terjadi sesuatu terhadap sapi peternak maka peternak dapat mengajukan ganti rugi kepada pihak penyelanggara jasa asuransi sapi.

Seperti yang diceritakan Amaq Nurdin, salah seorang peternak di Kelompok Tiga Rasa, Desa Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik. Amaq Nurdin salah seorang peserta Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau (AUTS/K) sejak tahun 2019 yang mengajukan klaim karena sapinya harus potong paksa karena penyakit kembung atau Bloat. Di katakan Nurdin, “untung ada asuransi sehingga saya bisa dapat ganti rugi dari sapi saya yang sakit, dan bisa mengganti sapi lagi “, demikian disampaikan Nurdin ketika didampingi petugas dari UPT Puskeswan dan Peternakan Kecamatan Masbagik di sela-sela monitoring kesehatan hewan di kelompoknya.

Sampai bulan Juli 2021 ini jumlah klaim yang diajukan peternak kepada Jasindo sebanyak 22 klaim dengan total nilai ganti rugi sebesar Rp. 150.700.000,- dengan beragam jumlah ganti rugi berdasarkan jenis kejadian. Sebagian besar klaim karena potong paksa karena penyakit sebanyak 14 kasus dengan nilai ganti rugi sebesar Rp. 70.700.000,-. Potong paksa ini disebabkan oleh penyakit Bovine Ephemeral Fever (BEF), Bloat /tympani akut atau kembung perut, potong paksa karena Distokia (kesulitan beranak). Sedangkan kasus mati bangkang sebanyak 8 klaim dengan nilai ganti rugi sebesar Rp. 80 Juta.

Risiko yang dijamin melaui asuransi ini adalah  sapi/kerbau mati karena beranak, sapi/kerbau mati karena penyakit yaitu Anthrax, Brucellosis, hemorrhagic Septicaemia /Septicaemia Epizootica, Infectious Bovine Rhinotracheitis, Bovine tuberculosis, Paratuberculosis, Campylobacteriosis, Penyakit Jembrana, Surra, Cysticercosis, PMK dan Q Fever, Bovine Ephemeral Fever dan Bovine Viral Diarhea, Timpani / Bloat, Distochia. Selanjutnya  yang diganti juga apabila sapi/kerbau mati karena kecelakaan dan  sapi/kerbau hilang karena kecurian.

 

  • Selasa, 03 Agustus 2021 - 10:27:50 WIB
  • drh. S. Wahyudi, M.Si

Berita Terkait Lainnya